Prof Zubairi Ingatkan Risiko Penularan Covid-19 Masih Ada: Tes Sulit Diakses, Tracing Memudar

7 hours ago 3
Prof. Zubairi Djoerban

FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Meningkatnya kasus COVID-19 di sejumlah negara tetangga mulai menimbulkan kekhawatiran di tengah masyarakat.

Meski angka kasus di Indonesia terpantau rendah, Prof. Zubairi Djoerban menyampaikan peringatan penting melalui akun X (Twitter) pribadinya, @ProfesorZubairi, bahwa situasi ini tidak boleh membuat masyarakat lengah.

“Akhir-akhir ini kita mendengar kabar peningkatan kasus COVID-19, baik di negara tetangga maupun di sekitar kita. Tapi angka di Indonesia masih terlihat rendah,” tulis Prof. Zubairi.

Ia mengungkapkan bahwa positivity rate COVID-19 di Indonesia memang masih tercatat di bawah 4%, jauh lebih rendah dibandingkan 73 negara lain yang rata-rata berada di angka 11%. Negara-negara tersebut termasuk Australia, Singapura, Thailand, hingga sejumlah negara di Eropa.

Namun, ia mempertanyakan apakah kondisi rendahnya angka kasus ini benar-benar mencerminkan situasi aman.

“Apakah kita benar-benar lebih aman? Atau kita kurang mengetes?” tanyanya.

Menurut Guru Besar FKUI ini, kemungkinan kedua sangat perlu diwaspadai. Ia mengungkapkan bahwa akses terhadap tes COVID-19 kini makin sulit ditemukan, bahkan di fasilitas layanan kesehatan besar.

“Karena sekarang, tes COVID makin sulit diakses. Di salah satu rumah sakit besar tempat saya bertugas di Jakarta, tes COVID sudah tak tersedia lagi. Padahal dulu, rumah sakit ini adalah tempat rujukan selama pandemi,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Prof. Zubairi juga menyoroti hilangnya praktik pelacakan kontak (contact tracing) yang selama ini terbukti penting dalam memutus rantai penyebaran virus.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Situasi Pemerintah | | | |