Ratusan siswa mengalami keracunan makanan menu Makan Bergizi Gratis atau MBG di Cipongkor, Bandung Barat, Jawa Barat pada Senin 22 September 2025.
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Desakan dari berbagai pihak untuk menghentikan sementara program makan bergizi gratis (MBG) ditolak oleh Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana.
Dia menyebut, pihaknya akan melakukan perbaikan sembari tetap mengejar target penerima manfaat MBG.
Kata Dadan, pemerintah dilema antara melengkapi sumber daya manusia agar program berjalan dengan lancar, atau mengejar target jumlah penerima manfaat.
Namun, sambungnya, bagaimana pun target program ini sudah direncanakan sejak jauh-jauh hari.
Dadan mengaku setiap hari susah tidur nyenyak lantaran risau, takut ada siswa yang keracunan.
Hanya saja, bagi Dadan, kasus keracunan yang saat ini terjadi masih dalam batas wajar. Ia menyebut total sajian makanan keracunan hanya 4.711 porsi dari 1 miliar porsi yang sudah dimasak selama 9 bulan program unggulan Presiden Prabowo Subianto ini berjalan.
"Jadi alhamdulillah sebagian besar anak memang senang dengan program makan bergizi," klaimnya, dikutip dari Tempo.
Pegiat media sosial, Yusuf Dumdum, menanggapi pernyataan Kepala BGN itu dengan kritikan tajam.
"Fakta ditemukan melalui uji labkes banyak makanan basi dan tidak layak kosumsi. Korban sudah lebih 6.000 orang. SPPG diduga banyak yang gak bener, perlu ada evaluasi. Presiden jangan cuma diberi laporan ABS," kata Yusuf Dumdum dikutip dari akun media sosialnya, Jumat (26/9/2025).
Dia pun mempertanyakan mengapa Kepala BGN tak berani laporkan data sesuai fakta di lapangan? Malah seakan-akan denial dan memaklumi ribuan keracunan yang dialami anak-anak.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:


















































