Sri Mulyani: Dominasi Dolar AS Terancam, Euro dan Yen Jadi Primadona Baru

3 hours ago 3
Arsip foto - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan paparan dalam Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden RI di Menara Mandiri, Senayan, Jakarta, Selasa (8/4/2025). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/Spt/aa. Arsip foto - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan paparan dalam Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden RI di Menara Mandiri, Senayan, Jakarta, Selasa (8/4/2025). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/Spt/aa.

FAJAR.CO.ID, JAKARTA--Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, terdapat 2 aset safe haven yang kini menjadi primadona bagi para pelaku pasar keuangan yakni Euro Eropa dan Yen Jepang.

Meski sebelumnya, dominasi Dolar Amerika Serikat (AS) sebagai aset aman (safe haven), namun karena ketidakpastian serta guncangan perang dagang.

Mengakibatkan mata uang utama di dunia itu mulai terancam ditinggalkan oleh para pelaku pasar keuangan di tengah tekanan ekonomi.

Dalam catatan terbaru, nilai tukar yen selama tahun berjalan hingga 28 April 2025 telah menguat 9,3% terhadap dolar AS, dan euro 9,1%.

Sementara itu, nilai tukar rupiah terkontraksi hingga 4,5%, begitu juga nilai tukar AS, yakni dolar yang ia catat mengalami kontraksi sebesar 8,5%. Mata uang China, ia catat juga masih mampu mengalami penguatan sebesar 0,1% year to date.

Sri Mulyani menyampaikan langsung 2 mata uang yang melambung dan diprediksi akan menggeser posisi Dolar, saat konferensi pers APBN di kantornya, Jakarta.

"Safe haven, ini adalah sekarang euro dan Japan. Jadi dalam hal ini kita perlu melihat dan menjaga, ini tidak immune, namun kita tetap berkomunikasi" kata Sri Mulyani, dikutip Selasa, (6/5/2025).

Selain disebabkan karena masalah perang dagang yang dimulai oleh Presiden AS Donald Trump melalui tarif resiprokal yang tinggi kepada negara-negara mitra dagang utamanya, ketidakpastian ekonomi diciptakan Trump dengan perselisihan antara dirinya dengan Gubernur Bank Sentral AS, The Federal Reserve atau The Fed, Jerome Powell.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Situasi Pemerintah | | | |