
FAJAR.CO.ID, JAWA BARAT -- Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi kini tengah disorot karena wacana kebijakan menjadikan vasektomi atau KB pria sebagai syarat untuk menerima bansos dan beasiswa.
Salah satu pegiat media sosial, yakni Elisa Sutanudjaja ikut menyoroti kebijakan yang tengah menjadi perbincangan dikalangan masyarakat saat ini.
Dalam tulisannya di media sosial X, ia setuju dengan gagasan vasektomi, namun tidak membenarkan jika diklasifikasikan untuk golongan tertentu.
"Ok ini sudah mulai masuk episode mengkhawatirkan, cuma dalam beberapa hari saja. Walau masih ide, makin kelihatan fasisnya," tulis Elisa, dilansir X @elisa_jkt. Rabu, (30/4/2025).
Demi mengantisipasi adanya hal-hal yang tidak diinginkan, sebagai aktivis sosial, Elisa berharap agar lembaga yang terkait ikut merespons.
"Lembaga-lembaga macam @YLBHI mungkin perlu bersuara untuk ini - sblm makin kebablasan. Ini kan rejim 'suka cek ombak',” sambungnya.
Di lain sisi, Elisa menyampaikan alasannya menyetujui program vasektomi, apalagi selama ini program serupa hanya dibebankan ke perempuan saja.
"Setuju banget vasektomi pria sebagai bagian program KB. Apalagi, masak perempuan terus yang kena beban?," ujarnya.
Meski ia menyetujui program vasektomi, namun ia tidak sepakat jika harus diwajibkan, terlebih untuk memenuhi syarat bantuan.
"Yang mengerikan itu karena 'mewajibkan' vasektomi pria hanya kelas ekonomi tertentu saja. Apalagi jadi syarat untuk bantuan/beasiswa. Ngeri," tutupnya.
Dalam cuitan lainnya, Elisa mengatakan bahwa bansos bukanlah insentif. Tetapi, kata dia, bansos adalah kewajiban negara dalam menjalankan Pasal 34.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: