Kenali Ciri Beras Oplosan dan Risiko Kesehatan Jika Dikonsumsi Jangka Panjang

8 hours ago 8
beras

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Beras adalah makanan pokok bagi kebanyakan orang Indonesia, tapi tahukah kamu bahwa ada beras palsu atau oplosan yang beredar di pasaran? Beras ini dicampur bahan berbahaya seperti pemutih, plastik, atau zat kimia lain agar terlihat lebih putih dan mengkilap. Kalau dikonsumsi terus-menerus, bisa berdampak buruk bagi kesehatan.

Semua orang, terutama masyarakat menengah ke bawah, rentan tertipu karena harga beras oplosan biasanya lebih murah.

Pedagang nakal sengaja mencampurnya demi keuntungan besar tanpa memikirkan efek jangka panjang bagi konsumen.

Kasus beras oplosan sudah beberapa kali viral, terutama saat harga beras asli melambung tinggi. Biasanya, modus ini muncul saat stok beras berkualitas sedang langka atau menjelang hari raya ketika permintaan tinggi.

Beras palsu sering ditemui di pasar tradisional, warung kecil, atau penjual keliling yang tidak memiliki izin resmi. Namun, tidak menutup kemungkinan produk semacam ini masuk ke minimarket atau toko online abal-abal.

Ciri-ciri beras oplosan dan risiko kesehatan

Warna Tidak Alami

  • Terlalu putih bersih seperti terkena pemutih (beras asli cenderung sedikit kekuningan atau kusam).
  • Ada kilau tidak wajar seperti dilapisi lilin atau plastik.

Tekstur Aneh

  • Jika direndam air, beras oplosan mengapung atau air berubah keruh dengan serbuk putih.

Bau Mencurigakan

  • Beraroma kimia (seperti pemutih atau bau logam), bukan aroma khas beras.
  • Saat dimasak, baunya semakin kuat atau justru tidak beraroma sama sekali.

Perilaku Saat Dimasak

  • Butuh waktu lama untuk matang dan teksturnya kenyal seperti karet.
  • Nasi hasil masakan tidak menggumpal alami, tetapi keras di luar dan lembek di dalam.

Uji Sederhana

  • tes Api: Bakar beberapa butir beras. Jika beras asli akan menjadi arang, beras oplosan bisa meleleh seperti plastik atau berbau sintetis.
  • Tes Air Panas: Tuang air panas ke beras. Jika ada lapisan putih mengapung (seperti lilin), itu tanda campuran kimia.

Risiko Kesehatan

Keracunan Akut

  • Gejala langsung: Mual, muntah, diare, atau sakit kepala setelah mengonsumsi beras oplosan.
  • Contoh kasus: Keluhan sakit perut massal di suatu daerah akibat beras oplosan yang mengandung pemutih.

Gangguan Pencernaan Jangka Panjang

  • Zat kimia seperti lilin atau pemutih mengikis dinding usus, memicu iritasi kronis atau radang usus.
  • Bisa menyebabkan malabsorpsi nutrisi (tubuh tidak bisa menyerap gizi dari makanan lain).

Kerusakan Organ Vital

  • Hati & Ginjal: Bekerja ekstra keras untuk menyaring racun, berisiko menyebabkan gagal fungsi.
  • Contoh: Paparan formalin (yang kadang dipakai untuk pengawet beras palsu) bisa memicu sirosis hati.

Kanker

  • Bahan karsinogenik seperti plastik atau pemutih tekstil (klorin) memicu mutasi sel.
  • Risiko tertinggi: Kanker lambung, usus, atau hati setelah konsumsi 5–10 tahun.

Gangguan Saraf

  • Kandungan logam berat (misalnya dari pewarna sintetis) bisa merusak sistem saraf, menyebabkan tremor atau penurunan kecerdasan.

Beberapa bahan beracun yang sering dipakai adalah pemutih tekstil, lilin, atau bahkan plastik. Zat-zat ini bisa merusak organ dalam tubuh jika masuk ke sistem pencernaan secara terus-menerus.

Efek langsung yang mungkin dirasakan adalah mual, sakit perut, atau diare. Beberapa orang juga melaporkan pusing dan lemas setelah mengonsumsi beras oplosan dalam porsi besar.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Situasi Pemerintah | | | |