
FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Hingga sore hari ujung Jalan AP Pettarani hingga Fly Over, Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar masih diblokade massa aksi unjuk rasa, Kamis (1/5/2025).
Pantauan di lokasi, setelah massa dari kaum buruh membubarkan diri, giliran mahasiswa dari berbagai kampus yang memadati lokasi tersebut.
Didominasi pakaian serba hitam, mahasiswa tersebut diketahui dari Universitas Muslim Indonesia (UMI), Universitas Negeri Makassar (UNM), hingga Universitas Islam Negeri Makassar (UINAM) dan beberapa lainnya.
Bukan hanya bakar ban, mereka juga tersebar di beberapa titik, di persimpangan jalan AP Pettarani-Urip Sumoharjo menyuarakan aspirasinya.
Tuntutan mahasiswa yang berjumlah sekitar ribuan orang ini sama seperti kaum buruh sebelumnya.
"Di balik retorika pengalaman belajar dan persiapan karier, praktik magang tanpa bayaran adalah bentuk modern dari kerja paksa terselubung," ujar orator dalam orasinya.
Ia dengan lantang menegaskan, mahasiswa didorong bekerja 8 jam sehari, lembur, menyelesaikan target, bahkan menggantikan posisi pekerja tetap, namun tak digaji layak, bahkan sering kompensasi sama sekali.
"Ini bukan sekadar pelanggaran etika, tapi penindasan sistemik yang memperdalam jurang antara mahasiswa kelas atas dan mahasiswa dari keluarga menengah ke bawah," ucapnya.
Mahasiswa yang mengenakan pakaian serba hitam dengan toak yang digenggamnya itu menyebut, mahasiswa yang miskin dipaksa memilih memperkaya CV atau membayar tagihan hidup.
"Sementara itu, kampus dan korporasi saling bekerjasama memangkas biaya tenaga kerja, menyerahkan beban produksi ke pundak anak muda yang tak berdaya secara ekonomi dan politik," cetusnya.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: