
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di bawah kepemimpinan Setyo Budianto dalam lima bulan terakhir mulai disoroti. Dinilai tidak ada kasus menonjol atau besar yang ditangani lembaga anti rasuah tersebut.
Sorotan tersebut disampaikan pengamat politik, Ray Rangkuti. Dia tegas menyoroti kinerja KPK yang dinilainya tidak konsisten.
Kritik ini muncul setelah KPK mengundang Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution untuk kegiatan koordinasi dan supervisi (korsup) pencegahan korupsi, sementara tetap mengejar kasus Hasto Kristiyanto dengan gencar.
"KPK sekarang memang lawak. Mereka mengejar kasus Hasto sampai mengutip istilah Pak Prabowo, ke antartika. Saat yang sama KPK mengundang Bobby Nasution ke Gedung Merah Putih KPK untuk urusan pencegahan korupsi," kata Rangkuti dalam keterangan yang diterima, Rabu (30/4).
Kunjungan Bobby Nasution ke KPK pada 28 April 2025 disebut bukan bagian dari penegakan hukum oleh Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo.
Namun, Rangkuti mempertanyakan langkah ini karena nama Bobby pernah muncul dalam sidang kasus korupsi tambang di Maluku Utara pada 31 Juli 2024.
"Dalam sidang itu muncul kode Blok Medan yang disebut merujuk ke Bobby Nasution, saat itu menjabat sebagai wali kota Medan, dalam pengurusan izin usaha pertambangan. Belum jelas penanganan istilah ini, tiba-tiba Bobby diundang KPK untuk korsup," ujarnya.
Menurut Rangkuti, undangan ini menimbulkan pertanyaan publik. "Apakah ini penanda bahwa Bobby sama sekali tidak terkait dengan kasus korupsi tambang Malut? Jika iya, baiknya KPK memberi penjelasan tegas. Jika tidak, ini justru menambah kebingungan," tegasnya.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: