Sulteng Hancur karena Tambang, tapi Hanya Dapat ‘Setoran’ Rp220 Miliar per Tahun

5 days ago 13

FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng), Anwar Hafid mengeluhkan pertambangan di daerahnya. Ia menyebut Sulteng sudah hancur-hancuran.

“Negeri kami itu hancur-hancuran, Pak. Tambang dimana-mana. Hancur-hancuran negeri kami itu,” kata Anwar Hafid saat Rapat Kerja dengan Komisi III DPR RI, pada Selasa (29/4/2025).

Ia mengatakan daerahnya hanya mendapat pajak Rp220 miliar dari pertambangan. Persoalannya karena merupakan kawasan industri.

“Cuma Rp220 miliar. Di mana persoalannya? Gubernur tidak bisa masuk, Pak. Pengusaha itu bilang ini kawasan industri, spesial. Tidak boleh. Semua berdalih atas izin usaha industri. Jadi kawasan industri itu Pak tidak bisa diapa-apain,” ujarnya.

Di kawasan industri, kata Anwar, pihaknya tak bisa mengintervensi.

“Semua bebas, kendaraan bebas di dalam. Mau ngapain aja di dalam. Kami tidak bisa. Sementara pengenaan dana bagi hasil di sana dilakukan di mulut tambang, bukan mulut industri,” imbuhnya.

Ia membandingkan dengan PT Vale yang menggunakan izin usaha pemurnian. Sehingga pengenaan pajaknya lebih baik.

“Sehingga yang dipajang itu nikel matte. Di Morowali yang dipajak itu ore. Akhirnya apa yang terjadi? 1 ore misalnya 40 USD per metrik ton,” jelasnya.

Jika itu bisa dilakukan, menurutnya Pendapatan Asli Daaerah (PAD) bisa meningkat. Bahkan bisa menyamai DKI Jakarta dan Jawa Barat.

“Tapi kalau misalnya pajaknya dibayar di mulut industri, stainles steel, mungkin Sulawesi Tengah itu adalah salah satu yang menyamai DKI, Jawa Barat dan sebagainya soal PAD,” terangnya.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Situasi Pemerintah | | | |