Alfamidi, Wilmar, Japfa, dan Raja Platinum Diduga Jual Beras Premium Oplosan, Rugikan Konsumen Rp99 Triliun

7 hours ago 7

FAJAR.CO.ID -- Kementerian Pertanian (Kementan) bersama dengan Satgas Pangan Polri menemukan 10 produsen beras premium oplosan. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyebut praktik curang ini merugikan konsumen hingga Rp99 triliun.

Produsen beras premium oplosan yang beredar di masyarakat berdasarkan temuan Kementan dan Satgas Pangan yakni:

  1. Grup PT Food Station Tjipinang Jaya (FSTJ) terkait peredaran beras premium Alfamidi Setra Pulen, Setra Ramos, Food Station.

Temuan beras premium oplosan ini berdasarkan pemeriksaan dan pengambilan sampel dari Aceh, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, dan Jawa Barat.

  1. Japfa Group/PT Sentosa Utama Lestari berdasar pemeriksaan dan pengambilan sampel beras premium oplosan di Yogyakarta dan Jabodetabek.

3. Wilmar Group (WG) terkait peredaran beras premium oplosan produk Sania, Sovia dan Fortune.

Pemeriksaan dilakukan setelah Satgas Pangan Polri melakukan pengecekan dan pemeriksaan 10 sampel dari Aceh, Lampung, Sulawesi Selatan, Yogyakarta, dan Jabodetabek.

  1. PT Belitang Panen Raya (BPR) dengan produk Raja Platinum, dan Raja Ultima.

Pemeriksaan setelah tim penyidik mengambil tujuh sampel yang bersumber dari Sulawei Selatan, Jawa Tengah, Kalimantan Selatan, Jawa Barat, Aceh, dan Jabodetabek.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan praktik curang penjualan beras oplosan dengan modus pelanggaran kualitas dan mutu oleh produsen beras.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman dalam acara syukuran 4 juta ton cadangan beras pemerintah (CBP), di Jakarta, Jumat (30/5/2025). (ANTARA/Putu Indah Savitri)Menteri Pertanian Amran Sulaiman

Amran mencontohkan, ada produsen beras premium oplosan yang mengatakan menjual beras 5kg padahal hanya berisi 4,5 kg. Lalu ada produsen yang mengaku menjual beras 96 persen premium, ternyata hanya berisi beras biasa.

"Artinya, beda 1kg bisa selisih Rp2.000-3.000/kg. Gampangnya, misalnya emas ditulis 24 karat, tetapi sesungguhnya 18 karat. Ini kan merugikan masyarakat Indonesia kurang lebih Rp99 triliun, hampir Rp100 triliun," kata Amran di Makassar, Sabtu (12/7/2025).

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Situasi Pemerintah | | | |