Konferensi pers Badan Gizi Nasional (BGN) di kantor pusat BGN, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (22/9). (Dimas Choirul/Jawapos.com).
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Kasus keracunan massal siswa akibat mengonsumsi menu Makan Bergizi Gratis (MBG) terus berjatuhan di berbagai daerah di Indonesia. Sejak program ini bergulir, ribuan orang tercatat sudah keracunan.
Kasus terbaru adalah keracunan massal siswa di Kecamatan Cipongkor, Bandung Barat pada Rabu (24/9). Ratusan siswa dari berbagai jenjang pendidikan menjadi korban.
Akibat keracunan massal MBG ini, Puskesmas Cipongkor dipenuhi pelajar yang keracunan menu MBG. Jumlah korban yang tercatat sampai siang hari ini sebanyak 220.
Para siswa yang keracunan itu mulai berdatangan pada pukul 13.30 WIB, siswa dari berbagai jenjang berdatangan untuk mendapat perawatan dari petugas medis
Akibat keracunan massal yang terus terjadi itu, sejumlah pihak turut menyoroti. Selain menyoroti kondisi siswa yang mengalami keracunan, sejumlah tokoh juga menyoroti tajam respons pemerintah yang terkesan menyepelekan kasus tersebut.
Mantan Sekretaris BUMN, Muhammad Said Didu turut angkat suara terkait program MBG yang banyak mengakibatkan keracunan massal siswa. Namun, Said Didu menyoroti respons Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana yang terkesan mengecilkan angka keracunan yang terjadi.
"Bapak ini selalu menggampangkan korban thdp rakyat," tulis Said Didu merespons pernyataan Dadan Hindayana yang menyebut BGN sudah membuat 1 miliar porsi MBG, 4.711 alami gangguan pencernaan.
Dadan Hindayana yang merespons keracunan massal di berbagai daerah hanya disebut sebagai bentuk gangguan kesehatan atau gangguan pencernaan. Pernyataan ini dianggap Said Didu menggampangkan kondisi kesehatan siswa yang keracuna massal.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

















































