Ratusan siswa mengalami keracunan makanan menu Makan Bergizi Gratis atau MBG di Cipongkor, Bandung Barat, Jawa Barat pada Senin 22 September 2025.
FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pakar Epidemiologi, Pandu Riono angkat bicara soal kasus Bunga Rahmawati siswa di Bandung Barat yang meninggal dunia.
Ada dugaan meninggalnya Bunga Rahmawati disebabkan karena keracunan makanan dari Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Ia diketahui menkonsumsi massal di tempat ia bersekolah pada 24 September lalu, atau berjarak enam hari sebelum ia meninggal dunia.
Dan Dinas Kesehatan pun menyebut kematian siswa ini tidak disebabkan oleh program tersebut.
Inilah yang kemudian dikomentari oleh Pandu Riono di unggahan Threadsnya.
“Kematian Bunga dianggap oleh Dinkes Kab Bandung Barat bukan karena keracunan MBG,” tulisnya dikutip Kamis (2/10/2025).
Setelah mengali info lebih dalam ditemukan fakta bahwa Bunga sempat mengkonsumsi dua porsi MBG.
“Riwayat yang digali ternyata Bunga mengkonsumsi 2 porsi MBG dan berasal dari SPPG yang menyebabkan keracunan massal,” ungkapnya.
Disebutnya, adanya juga waktu munculnya gejala bisa saja karena late onset. Dimana, ia merasa gejala awal bukan karena makanan dari program MBG.
Pandu pun dengan tegas menyebut dugaan meninggalnya korban masih bisa dikaitkan dengan keracunan makanan MBG.
“Jeda waktu antara konsumsi dengan timbulnya gejala memang 4-5 hari, yang mungkin saja late onset atau gejala awal yang dirasakan dianggap bukan karena konsumsi MBG,” paparnya.
“Menurut saya, dugaan penyebab kematian karena keracunan MBG belum bisa disingkirkan,” pungkasnya.
(Erfyansyah/fajar)
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:


















































