Mantan Kepala Bareskrim Polri Komjen Pol. (Purn) Susno Duadji. (ANTARA/Fathnur Rohman)
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Polemik Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang menelan anggaran sekitar Rp113 triliun belakangan ini terus ramai menjadi perbincangan publik.
Apalagi, muncul statement dari mantan Menkopolhukam, Prof. Mahfud MD yang menduga ada markup dalam proses pembangunannya.
Ramainya pembicaraan mengenai polemik kereta cepat itu sontak menarik perhatian mantan Kabareskrim Polri, Komjen (Purn) Susno Duadji.
"Whooshnya bagus jadi kebanggaan bangsa," ujar Susno di X @susno2g (24/10/2025).
Meskipun mengakui kereta cepat yang diresmikan pada era Presiden Jokowi itu sebagai objek kebanggaan, namun ia tetap memberikan catatan.
"Yang gila, gak mikir harganya," sebutnya.
Susno menegaskan, lembaga anti rasuah, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mesti bergerak melakukan penyelidikan.
"Harus segera KPK turun tangan lidik dan sidik," tandasnya.
Penulis buku Perjalanan KUHAP seperempat abad lebih: masalah substansi dan implementasi ini menantang KPK agar tidak pandang bulu dalam menindak dugaan kejahatan.
"Ada unsur mark up, korupsi kah? Proses tuntas jangan pandang bulu," kuncinya.
Sebelumnya, Pegiat media sosial, Herwin Sudikta, kembali blak-blakan mengenai Kereta Cepat yang belakangan ini terus menjadi perbincangan.
Kali ini ia menaruh perhatiannya pada perbandingan biaya antara proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh dengan proyek kereta cepat di Arab Saudi yang menghubungkan Jeddah dan Riyadh.
Ia menyebut bahwa biaya pembangunan Kereta Cepat Indonesia tampak jauh lebih besar meskipun jaraknya jauh lebih pendek.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:


















































