Ikan gurame dan ikan nila. (Foto: Youtube)
FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Bagi pemula yang ingin terjun ke dunia budidaya ikan air tawar, pertanyaan yang sering muncul adalah: lebih menguntungkan budidaya ikan nila atau gurame?
Dalam sebuah video yang diunggah kanal YouTube Loopfish, perbandingan kedua jenis ikan ini dibahas secara rinci berdasarkan pengalaman pribadi serta referensi buku karya Adi Sucipto dan Muhammad Harry.
Berikut ini sejumlah poin penting yang bisa menjadi pertimbangan sebelum memilih salah satu jenis ikan untuk dibudidayakan:
- Tingkat Kesulitan Budidaya
Secara umum, menurut pemilik kanal, tingkat kesulitan budidaya ikan nila dan gurame hampir setara. Keduanya cenderung lebih mudah dibandingkan ikan lele yang memerlukan perlakuan khusus. Meski demikian, pemilihan jenis ikan tetap perlu menyesuaikan dengan lokasi dan kondisi kolam budidaya. - Habitat Asli dan Sistem Kolam
Perbedaan habitat menjadi faktor utama yang membedakan sistem budidaya.
• Ikan nila berasal dari habitat sungai dan air yang mengalir. Maka, sistem budidaya yang cocok untuk nila adalah biovlog, kolam air deras, atau keramba di sungai dan waduk.
• Ikan gurame, sebaliknya, berasal dari habitat air tenang seperti danau. Maka, gurame sebaiknya dibudidayakan di kolam yang tenang, dengan arus dan suara minimal, karena gurame cenderung mudah stres dan tidak cocok di lingkungan yang bising. - Kebutuhan Oksigen
Ikan nila membutuhkan kadar oksigen terlarut (DO) yang tinggi, karena hidup di perairan yang mengalir deras. Sedangkan ikan gurame lebih tahan di perairan tenang karena memiliki kantung udara di tubuhnya yang bisa menyimpan oksigen. Ini membuat gurame tidak memerlukan aerator atau sistem RAS (Recirculating Aquaculture System) yang kompleks. - Masa Panen dan Perputaran Modal
Soal waktu panen, ikan nila lebih cepat dipanen, yakni dalam 4–5 bulan. Sedangkan gurame membutuhkan waktu panen 6 bulan hingga 1 tahun, tergantung ukuran bibit dan pakan.
Namun, dari segi ukuran konsumsi:
• Nila umumnya dipanen dalam ukuran 1 kg isi 4–6 ekor
• Gurame dipanen dengan ukuran 1 kg isi 2–3 ekor
Jika mengejar perputaran modal lebih cepat, nila jadi pilihan yang lebih ideal. Namun, bila memiliki kolam dalam jumlah banyak dan ingin panen bertahap dengan nilai jual lebih tinggi, gurame bisa jadi investasi yang lebih menjanjikan.
- Pakan Alternatif
Keduanya sama-sama bisa diberi pakan daun-daunan, namun dengan catatan:
• Ikan nila perlu dibiasakan sejak kecil agar mau mengonsumsi daun alternatif seperti daun pepaya, talas, azolla, dan lemna.
• Ikan gurame, meski tak dibiasakan sejak kecil, tetap akan memakan pakan hijau saat dewasa, karena secara alami gurame beralih menjadi herbivora saat memasuki fase dewasa. - Karakter Agresivitas
Ikan nila dikenal agresif saat makan, apalagi di usia remaja. Mereka aktif dan cepat menyambar pakan yang diberikan.
Sementara itu, ikan gurame lebih pasif dan santai, sehingga pemberian pakan harus perlahan dan bertahap agar tidak tersisa atau membusuk di kolam. - Target Pasar
Secara umum, baik nila maupun gurame sama-sama diminati tengkulak. Namun, bila ingin menjual langsung ke konsumen:
• Ikan nila cocok untuk pasar kecil seperti warteg dan warung Lamongan
• Ikan gurame lebih banyak dicari oleh restoran besar atau rumah makan dengan menu premium, karena nilai jualnya yang lebih tinggi.
Pemilihan antara budidaya ikan nila atau gurame sangat tergantung pada ketersediaan kolam, target pasar, dan modal yang dimiliki. Jika ingin putaran bisnis yang cepat dan pasar luas, nila adalah pilihan yang aman. Namun, bila mengejar nilai jual lebih tinggi dan punya lahan budidaya yang tenang, gurame bisa menjadi investasi jangka panjang yang menarik.
Bagi pemula, disarankan untuk mencoba dalam skala kecil terlebih dahulu sambil mempelajari karakter masing-masing ikan. Perencanaan budidaya yang tepat dapat menjadi langkah awal menuju usaha perikanan yang sukses. (Wahyuni/Fajar)
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:


















































