Menteri Amran Sebut 85 Persen Beras Premium Ternyata Oplosan, 4 Perusahaan Raksasa Diperiksa Bareskrim Polri

8 hours ago 6
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mendiskusikan program tanam jagung dengan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman telah melaporkan 212 produsen beras yang diduga melakukan praktik pengoplosan kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Jaksa Agung.

Laporan ini merupakan hasil investigasi terhadap 268 merek beras bersama sejumlah pemangku kepentingan.

"Temuan ini telah dilaporkan secara resmi ke Kapolri dan Jaksa Agung untuk ditindaklanjuti," kata Amran di Jakarta, Jumat (27/6/2025) lalu.

Dari hasil pemeriksaan 13 laboratorium di 10 provinsi, ditemukan 85,56 persen beras premium tidak sesuai mutu, 59,78 persen dijual di atas harga eceran tertinggi (HET), dan 21 persen tidak sesuai berat kemasan.

"Ini sangat merugikan masyarakat," tegas Amran.

Ia menambahkan, anomali harga beras saat ini terjadi ketika produksi nasional justru meningkat.

Data FAO menunjukkan produksi beras Indonesia diperkirakan mencapai 35,6 juta ton pada 2025/2026, melampaui target nasional sebesar 32 juta ton.

Amran memperkirakan potensi kerugian konsumen akibat praktik curang ini mencapai Rp99 triliun.

"Kalau dulu harga naik karena stok sedikit, sekarang tidak ada alasan. Produksi tinggi, stok melimpah, tapi harga tetap tinggi. Ini indikasi adanya penyimpangan," ujarnya.

Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dittipideksus) Bareskrim Polri memeriksa empat produsen atas dugaan pelanggaran mutu dan takaran dalam distribusi beras.

Langkah ini diambil usai Menteri Pertanian Amran membongkar praktik kecurangan tersebut.

"Betul, masih dalam proses pemeriksaan," kata Dirtipideksus Bareskrim Polri, Brigjen Helfi Assegaf, kepada wartawan di Jakarta, Kamis (10/7/2025).

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Situasi Pemerintah | | | |