Pertamina Biang Kerok Subsidi Membengkak, Malas-malasan Bangun Kilang dan Lebih Pilih Impor BBM

3 weeks ago 32
Ilustrasi. Gedung Kantor Pertamina

FAJAR.CO.ID -- Subsidi energi terus membengkak akibat kebijakan PT Pertamina yang terus memilih impor BBM daripada membangun kilang minyak baru. Tahu apa penyebabnya? Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengungkap biang keroknya adalah Pertamina yang malas-malasan bangun kilang minyak baru.

Akibat sikap malas-malasan Pertamina membangun kilang baru dan nyaman melakukan impor BBM dari Singapura dan negara lain, Indonesia menjadi sangat ketergantungan pada impor BBM. Padahal, harga BBM impor sangat fluktuatif dan dapat menjadi beban kas negara.

Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menilai pembangunan kilang baru sangat dibutuhkan untuk meningkatkan produksi bahan bakar minyak (BBM) dalam negeri. Dengan begitu, pemerintah dapat mengurangi ketergantungan terhadap impor BBM yang membebani kas negara.

“Sudah berapa tahun kita mengalami hal tersebut (impor BBM)? Sudah puluhan tahun, kan? Kita pernah bangun kilang baru enggak? Enggak pernah. Sejak kecil sampai sekarang enggak pernah bangun kilang baru,” kata Purbaya dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di Gedung DPR, dikutip dari Channel YouTube Komisi XI DPR, Rabu (1/10/2025).

Beban Berat Subsidi BBM

Pemerintah harus menanggung beban berat subsidi BBM akibat malas-malasannya Pertamina membangun kilang dan lebih memilih impor BBM dari Singapura.

Tahun 2025, Kementerian Keuangan mengalokasikan anggaran subsidi dan kompensasi sebesar Rp479 triliun.

Anggaran subsidi dan kompensasi terdiri dari:

  • Subsidi energi sebesar Rp183,9 triliun
  • Subsidi non-energi sebesar Rp104,3 triliun
  • Kompensasi energi sebesar Rp190,9 triliun

Realisasi subsidi dan kompensasi energi yang telah digelontorkan pemerintah hingga 31 Agustus 2025 telah mencapai Rp218 triliun atau 43,7 persen dari pagu APBN 2025.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Situasi Pemerintah | | | |