Refleksi Hari Pendidikan Nasional, Benarkah Guru Indonesia Pernah Mengajar Di Malaysia?

2 days ago 17

FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Momentum untuk refleksi sektor pendidikan Tanah Air, setiap tanggal 2 Mei yang bertepatan degan Hari Pendidikan Nasional (HARDIKNAS).

Sejarah berhasil mencatat kisah hebat dunia pendidikan Indonesia saat berjaya di Asia Tenggara, tepatnya 58 tahun lalu.

Guru-guru Indonesia saat itu memiliki pilar-pilar keunggulan, sehingga diminta ke Malaysia untuk mengajari warganya.

Malaysia yang baru saja berdiri pada 1957 membutuhkan tenaga pengajar, sebagaimana tujuannya membentuk sistem pendidikan yang baik dapat segera terpenuhi.

Hal ini tidak serta merta diputuskan oleh Malaysia, namun hal ini didasari usai melihat pencapaian dan kompetennya para pendidik dari Indonesia saat itu.

Akhir dekade 1960-an, diketahui Tanah Air telah mendirikan banyak kampus yang berhasil mencetak lulusan terbaik di bidangnya.

Kala itu, kualitas inilah yang mencerminkan kemajuan pendidikan Indonesia yang sudah sangat berkemajuan.

Tidak hanya mencetak guru professional, juga telah meluluskan berbagai keahlian khusus dari jenjang sarjana hingga doktoral.

Tidak hanya membutuhkan guru, tetapi Malaysia sedang dalam masa perubahan, yakni merombak sistem pendidikan dengan mendirikan sekolah pro-penduduk etnis Melayu.

Sebelumnya, terjadi diskriminasi terhadap etnis Melayu di lingkup pendidikan masa kolonial Inggris, dimana segregasi ini berupa larangan menampung pendidikan, dan sekolah hanya diperuntukkan kepada orang Eropa.

Memiliki tekad untuk membuka jalur agar etnis Melayu dapat bersekolah, Negeri Jiran kemudian meminta guru di Indonesia datang mengajar hal ini dikarenakan keterbatasan sumber daya.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Situasi Pemerintah | | | |