SPBU Vivo batal membeli BBM dari Pertamina karena adanya kandungan Etanol yang tinggi. (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/foc/pri.)
FAJAR.CO.ID -- Sudah sempat setuju membeli BBM dari Pertamina, PT Vivo Energy Indonesia (Vivo) dan PT Aneka Petroindo Raya (APR) atau SPBU BP-AKR membatalkan pembelian BBM dari PT Pertamina. Itu karena kandungan BBM dari Pertamina tak sesuai permintaan.
BBM dari Pertamina memiliki kandungan etanol 3,5 persen yang dinilai terlampau tinggi. Kandungan etanol yang terlalu tinggi dalam BBM Pertamina yang menjadi alasan kuat SPBU Vivo dan AKR akhirnya membatalkan rencana pembelian BBM Pertamina.
Badan usaha swasta di bisnis ritel bahan bakar minyak (BBM), hingga saat ini belum ada yang membeli bensin PT Pertamina (Persero) berbentuk base fuel, yaitu bahan bakar murni tanpa campuran aditif.
Wakil Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Achmad Muchtasyar, mengakui perusahaan telah menyisihkan kuota impor untuk badan usaha swasta, yakni 1,2 juta kiloliter untuk BBM RON 92 dan 270 ribu kiloliter BBM RON 98.
Namun, adanya kandungan etanol yang dinilai cukup tinggi membuat badan usaha swasta yang sebelumnya sudah menjalin negosiasi, akhirnya melakukan pembatalan pembelian BBM dari Pertamina.
Hasil negosiasi yang telah berjalan sebelumnya, seiring kebijakan impor BBM satu pintu dari Pertamina,
awalnya Vivo dan SPBU BP-AKR telah bersedia untuk membeli BBM dengan jenis base fuel, tanpa pewarna (dyes), dan zat aditif. Mereka ingin menjaga kualitas BBM sesuai kepercayaan masyarakat.
Achmad menyebutkan, pada 26 September 2025, Vivo sepakat membeli base fuel 40 ribu barel (MB).
"Alhamdulillah seperti disampaikan Pak Dirjen, dua SPBU swasta itu berkenan, berminat untuk membeli kepada kita secara base fuel. Yang berkenan itu Vivo sama APR, APR itu join AKR dan BP," ungkap Achmad saat RDP Komisi XII DPR, Rabu (1/10).
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:


















































