Jokowi cium tangan Abu Bakar Ba'asyir
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menjadi perbincangan setelah melakukan pertemuan dengan mantan narapidana terorisme, Abu Bakar Ba’asyir bin Abu Bakar Abud.
Pertemuan itu berlangsung di kediaman pribadi Jokowi di Sumber, Banjarsari, Solo, Senin (29/9/2025), itu sontak menjadi buah bibir.
Pertemuan tertutup tersebut berlangsung selama 30 menit. Usai pertemuan, Ba'asyir menyampaikan bahwa kedatangannya merupakan kewajiban seorang ulama untuk menasihati.
"Saya hanya menasihati. Orang Islam itu wajib menasihati rakyat, pemimpin, dan orang kafir harus dinasihati," kata Ba'asyir.
Menurut Ba'asyir, Jokowi adalah salah satu sosok berpengaruh. "Nah, Pak Jokowi ini orang yang kuat. Jadi mudah-mudahan jadi pembela Islam yang kuat. Itu saja nanti ya," jelasnya.
"Ya nasihatnya ya supaya kembali mengamalkan hukum Islam dengan baik. Sebab saya ini sedang berjuang minta supaya negara ini diatur dengan hukum Islam," jelasnya.
Sebelumnya, Politikus PDIP, Ferdinand Hutahaean, mengatakan bahwa di balik pertemuan tersebut memberikan sebuah tanda kepada publik.
"Pertanda bahwa memang Jokowi ini manusia labil," ujar Ferdinand kepada fajar.co.id, Rabu (1/20/2025).
Blak-blakan, Ferdinand membeberkan bahwa tidak heran jika publik ragu dengan integritas seorang Presiden dua periode itu.
"Karena Abu Bakar Ba'asyir ini adalah terpidana teroris puluhan tahun, terlibat bom Bali," Ferdinand menuturkan.
"Abu Bakar Ba'asyir juga tidak menerima Pancasila," tambahnya.
Mengenai Jokowi yang pernah membubarkan organisasi masyarakat (Ormas) yang dianggap berbahaya, Ferdinand memberikan komentar menohok.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:


















































