Ilustrasi MBG
FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Dokter sekaligus dosen Kesehatan Publik Universitas Indonesia, Pandu Riono menyarankan konsep isi piringku digunakan. Dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG).
“Kemenkes sudah lama menterapkan Konsep Isi Piringku yang dikembangkan sebagai bagian edukasi gizi. Tapi BGN tidak menggunakan konsep isi piringku dalam program MBG,” tulis Pandu di Threads, Jumat (3/10/2025).
Isi piringku seperti konsep 4 sehat 5 sempurna. Sebuah informasi terkait porsi yang sebaiknya dikonsumsi agar bisa memenuhi kebutuhan gizi dalam satu hari.
“Entah kenapa pakai tray import dan tidak ada program edukasi,” ujar Pandu.
Dia menyarankan agar MBG menggunakan konsep tersebut. Sasarannya pun tidak sembarangan, tapi benar-benar yang hanya membutuhkan.
“Kalau MBG boleh didesain ulang agar konsep isi piringku dan memprioritaskan pada penduduk yang sangat membutuhkan maka bisa berdampak bagi peningkatan status gizi,” ucapnya.
Bagi Pandu, keracunan karena MBG akan terus terjadi. Sebelum ada perbaikan total.
“Ancaman keracunan MBG akan terjadi, karena MBG masih terus berlanjut tapi perbaikan total belum terjadi,” imbuhnya.
“Sekolah, guru, orangtua, dan siswa boleh menolak MBG bila belum merasa aman,” sambungnya.
Menteri Kesehatan Budi Gunawan Sadikin sendiri, kata dia, sudah menyampaikan pada Rapat dengan DPR bahwa Kemenkes sudah menyiapkan materi edukasi tentang makanan sehat. Termasuk mengenali dan menghindari makanan tak layak dikonsumsi.
“Seperti makanan yang sudah basi.”
Materi tersebut harus diberikan pada semua siswa. Itu, kata dia, merupakan konsep kesehatan publik untuk melibatkan publik dalam kegiatan pencegahan dan promosi kesehatan.
(Arya/Fajar)
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
















































