Luhut Bilang Utang Kereta Cepat Direstrukturisasi 60 Tahun, Islah Bahrawi: Kecelakaan Sejarah yang Brutal

5 hours ago 4
Joko Widodo saat melakukan kunjungan kerja ke Jawa Barat dengan menggunakan moda transportasi Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) pada Rabu (13/9) (ANTARA/HO-Biro Pers Muchlis Jr)

Fajar.co.id, Jakarta -- Pernyataan Ketua Dewan Energi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, yang menyebut utang proyek Kereta Cepat akan direstrukturisasi hingga 60 tahun kini menuai sorotan tajam publik.

Salah satu yang menyoroti adalah Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia, Islah Bahrawi. Melalui akun media sosialnya, kader Nahdlatul Ulama (NU) ini mengkritik keras kereta cepat yang dinilai membuat tekor keuangan negara.

"Keretanya sangat cepat. Hutangnya lambat, 60 tahun. Kalau ada bayi yang baru lahir hari ini, setelah kelak punya cucu, baru lunas itu utang," tulis Islah Bahrawi, dikutip Jumat (24/10/2025).

Islah Bahrawi juga menyebut persoalan kereta cepat ini adalah monumen warisan yang jadi kecelakaan sejarah yang brutal.

"Monumen warisan yang luar biasa dari tata kelola pemerintahan "grabbing hands" berkedok "helping hands". Kecelakaan sejarah yang brutal..," tutup Islah Bahrawi.

Sebagaimana diketahui, Luhut Binsar Pandjaitan, memastikan pemerintah Indonesia dan pihak Tiongkok telah menyepakati restrukturisasi pembiayaan proyek Kereta Cepat.

Melalui restrukturisasi ini, kata Luhut, masa pembayaran utang akan diperpanjang hingga 60 tahun. Menurutnya, langkah tersebut diambil agar beban keuangan menjadi lebih ringan bagi Indonesia.

"Kemarin kita bicara dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu), tidak ada masalah. Karena kalau kita restructuring 60 tahun, itu kan jadi lebih kecil," bener Luhut pada acara 1 Tahun Prabowo-Gibran.

Dia mencontohkan, melalui skema baru ini, kewajiban pembayaran tahunan bisa ditekan menjadi sekitar Rp2 triliun per tahun.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Situasi Pemerintah | | | |