
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Rencana Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka untuk memasukkan pelajaran kecerdasan buatan (AI) ke dalam kurikulum pendidikan dasar hingga menengah mendapat kritik tajam dari aktivis muda, Virdian Aurellio Hartono.
Mantan Ketua BEM Universitas Padjadjaran tahun 2022 ini menilai, wacana tersebut tidak menyentuh akar persoalan utama pendidikan nasional.
Melalui akun media sosialnya, Virdian menyampaikan keresahannya atas gagasan tersebut. Ia menilai pembahasan mengenai AI di tengah realitas pendidikan yang masih timpang justru memperlihatkan ketimpangan dalam prioritas kebijakan.
“Lu ngomong AI namanya omong kosong, namanya gimmick doang dan ngga tepat sasaran Pendidikan hari ini," ujar Virdian, dikutip dari instagramnya, @virdian_aurellio, Kamis (8/5/2025).
Ia menekankan bahwa masalah utama pendidikan di Indonesia saat ini adalah kesenjangan yang akut.
"Karena kesenjangan pendidikan kita itu parah banget, dan itu lebih krusial buat dibahas, misalnya rata-rata lama sekolah warga kita adalah 9 tahun alias kelas tiga SMP, belum lagi 1 juta anak lebih itu putus sekolah, guru kita masih banyak yang belum sejahtera, daya hitung kita, daya baca kita itu buruk banget di angka skor dunia,” lanjutnya.
Virdian juga menyoroti minimnya infrastruktur penunjang digital di sekolah-sekolah yang seharusnya menjadi prasyarat sebelum bicara soal AI.
“Bahkan kalau Gibran pengen ngomongin, 40 persen sekolah kita aja belum tersambung ke internet. Lompatnya lihat video di TikTok wawancara siswa pelajar bahkan ngga bisa nyebut negara-negara Eropa, ngga bisa nyebut sejarah-sejarah di Indonesia,” katanya.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: