
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Polemik seputar keaslian ijazah mantan Presiden Jokowi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) mencapai babak baru dengan dimuatnya kontroversi ini dalam laman Wikipedia.
Tak sekadar menjadi perbincangan sesaat, isu yang bergulir sejak 2022 ini kini resmi tercatat dalam subbab "Kontroversi Jokowi", mengukuhkannya sebagai bagian dari narasi sejarah kepemimpinan nasional.
Kontroversi ini bermula ketika seorang penulis bernama Bambang Tri Mulyono menggugat keabsahan ijazah Jokowi di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada Oktober 2022.
Meski gugatan itu ditolak karena dianggap tidak berdasar hukum, bara api terus menyala.
Pada April 2023, pengadilan menjatuhkan vonis enam tahun penjara kepada Bambang dan Gus Nur karena terbukti menyebarkan berita bohong terkait ijazah tersebut melalui media sosial.
Gelombang kedua kontroversi muncul di awal 2025, dipicu oleh Roy Suryo dan Rismon Sianipar yang kembali mempertanyakan keaslian dokumen tersebut.
Mereka menuding adanya kejanggalan teknis pada ijazah, termasuk penggunaan font yang dianggap tidak sesuai dengan era 1980-an.
Tuduhan ini memicu kericuhan saat mereka mendatangi kampus UGM untuk menuntut klarifikasi pada 15 April 2025.
Universitas Gadjah Mada sendiri telah memberikan penjelasan resmi bahwa ijazah dan skripsi Jokowi adalah otentik.
Mereka menegaskan bahwa perbedaan format fisik ijazah terjadi karena pada masa itu proses administrasi masih dilakukan secara manual sebelum era komputerisasi.
Pernyataan ini diperkuat oleh hasil investigasi forensik Bareskrim Polri pada 22 Mei 2025 yang mengonfirmasi keaslian ijazah melalui analisis bahan kertas, tinta, dan teknik cetak.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: