Pengamat Politik Rocky Gerung
FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pengamat Politik Rocky Gerung menyoroti penyitaan buku oleh polisi. Dari sejumlah tersangka peristiwa demonstrasi akhir Agustus di sejumlah daerah.
Rocky menegaskan, bahwa buku tidak bisa salah. Karena hanya memungkinkan berpikir alternatif.
“Pada akhirnya semua buku yang disita oleh Pak Polisi itu disita karena buku tidak pernah berbuat salah. Buku hanya memungkinkan kita berpikir alternatif,” kata Rocky dikutip dari YouTube Rocky Gerung Official, Sabtu (4/10/2025).
Buku yang dimaksud Rocky, yakni buku apapun. Mulai kiri hingga kanan sekalipun.
“Jadi apapun bukunya, buku kiri, buku kanan,” ucapnya.
Bagi Rocky, buku ialah proposisi. Sesuatu yang menghidupkan kemampuan untuk membaca sejarah.
“(Buku) itu statusnya adalah proposisi. Proposisi artinya sesuatu yang menghidupkan kemampuan kita untuk membaca sejarah,” ujarnya.
“Sesuatu yang memungkinkan kita untuk percaya pada masa depan. Jadi, buku membantu kita untuk mengaktifkan fasilitas pedagogi di kepala kita,” sambungnya.
Di sisi lain, dia menegaskan tidak ada buku yang mengaktifkan demagogi.
“Tidak ada buku yang menghasilkan demagogi. Para demagog itu adalah para politisi atau aparat yang tidak paham, bahwa isi buku itu ada pengetahuan,” terangnya.
Karenanya, dia mengungkapkan bahwa melarang buku. Sama halnya melarang seseorang untuk berpikir.
“Jadi melarang buku artinya melarang orang berpikir,” pungkasnya.
Soal buku yang memprovokasi, Rocky tak mempersoalkan. Menurutnya provokasi apapun tidak mempan untuk otak yang bagus.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
















































