
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Tanggul beton sepanjang 2 hingga 3 kilometer di perairan Cilincing, Jakarta Utara, tengah ramai dibicarakan warganet.
Struktur tersebut ternyata bukan bagian dari proyek giant sea wall (NCICD), melainkan proyek reklamasi yang dikerjakan PT Karya Cipta Nusantara (KCN).
Sejumlah nelayan di sekitar lokasi mengaku terdampak. Salah satunya Heri (37), nelayan pencari kerang hijau, yang menyebut aktivitas melaut jadi makin berat.
“Karena adanya tanggul ini nelayan jadi muternya jauh, adanya mancang ini jadi ngebul, air jadi kotor, ikan ga ada, kerang ga ada,” ujar Heri dikutip pada Kamis (11/9/2025).
Heri mengatakan dirinya mengetahui keberadaan tanggul tersebut sejak setahun lalu.
Sejak ada bangunan itu, ia harus menempuh jalur lebih jauh untuk mencari tangkapan. Imbasnya, kebutuhan bahan bakar ikut melonjak.
Jika sebelumnya hanya menghabiskan 5 liter solar, kini ia memerlukan hingga 10 liter demi mendapatkan kerang hijau.
Menanggapi keluhan nelayan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyatakan sudah turun langsung melakukan pengecekan di lokasi.
"Kementerian Kelautan dan Perikanan telah melakukan verifikasi lapangan terkait keluhan nelayan Cilincing atas proyek reklamasi di area PT Karya Cipta Nusantara," ucap Direktur Pengendalian Pemanfaatan Ruang Laut KKP, Fajar Kurniawan.
Hasilnya, kata Fajar, proyek tersebut memiliki izin lengkap dan di lapangan pemrakarsa tidak menutup akses bagi nelayan.
"Namun, KKP akan terus mengawasi agar pelaksanaan kegiatan sesuai izin serta tidak merugikan masyarakat pesisir," tukasnya.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: