Dugaan Pelecehan oleh Ayah Bikin Geger, Dono Baswardono Ingatkan: Anak yang Diam Bukan Tenang, tapi Luka

2 weeks ago 23
Ilustrasi pelecehan

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Ahli grafologi, psikoanalisis, terapi pernikahan dan keluarga, serta seksologi, Dono Baswardono, mengingatkan para orangtua untuk memahami esensi mendalam dalam pengasuhan anak (parenting).

Ia menilai banyak orangtua keliru menafsirkan respons emosional anak, terutama di tengah maraknya kasus kekerasan dan pelecehan yang melibatkan hubungan orangtua dan anak.

Dalam penjelasannya, Dono menegaskan bahwa anak yang berhenti menangis setelah dimarahi atau dipukul bukan berarti sudah tenang.

Menurutnya, kondisi tersebut justru menunjukkan sistem saraf anak sedang tertutup akibat stres emosional.

“Jika anak berhenti menangis setelah dikau mengabaikan, mempermalukan, berteriak, mengancam, atau memukulnya, dia bukan sedang tenang. Dia (sistem sarafnya) sedang tertutup,” ujar Dono di trheads (8/10/2025).

Ia mengatakan, agar otak anak dapat berkembang optimal, proses menenangkan diri harus terjadi melalui koneksi emosional dengan orangtua.

“Agar otak anak berkembang, menenangkan diri adalah proses koneksi emosional. Itu berarti dikau mesti berempati dengan perasaan anak: menerima emosinya, memahaminya, dan peduli pada kesejahteraan emosional anak,” jelasnya.

Kata Dono, kemampuan anak untuk menenangkan diri sejatinya bergantung pada kemampuan orangtua membimbing regulasi emosinya.

"Mampu menenangkan diri sama dengan mampu meregulasi diri. Anak yang sistem sarafnya tertutup tetap tak bisa meregulasi diri,” sebutnya.

Dono juga mengibaratkan parenting sebagai proses yang kompleks dan memerlukan pembelajaran, serupa dengan hubungan seksual yang sehat dan penuh koneksi emosional.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Situasi Pemerintah | | | |