Ramalan Lawas Nurcholish Madjid Tentang Proses Demokrasi Semakin Rusak, Terbukti

3 hours ago 3
Prof. Dr. Nurcholish Madjid (Cak Nur)

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Di momen peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-97 yang jatuh pada 28 Oktober 2025, cendekiawan Muslim sekaligus pendiri Paramadina, Prof. Dr. Nurcholish Madjid (Cak Nur), pernah menekankan pentingnya menjadikan Sumpah Pemuda bukan sekadar ikrar, tetapi juga panggilan untuk bekerja dan berkarya bagi bangsa.

Chairman The Lead Institute Universitas Paramadina, Dr. Suratno, menegaskan bahwa Sumpah Pemuda menurut Cak Nur dapat dimaknai sebagai bentuk penegasan kembali komitmen kebangsaan.

“Sumpah Pemuda menurut Nurcholish Madjid (Cak Nur), pendiri Paramadina, bisa dimaknai sebagai penegasan kembali; sebagai akad (‘aqdun) dan ikrar (iqrorun) komitmen kebangsaan kita. Tetapi tentu saja, dan kemudian lebih penting lagi adalah tindak lanjut (follow-up) dari akad dan ikrar itu; yakni kerja-kerja nyata kita untuk bangsa tercinta,” ujar Dr. Suratno dalam keterangan tertulisnya, dikutip pada Rabu (29/10).

Ia menambahkan bahwa kerja dan karya menjadi elemen paling penting dalam mengisi perjalanan sejarah menuju bangsa yang makmur dan cerdas, sebagaimana dicita-citakan para pendiri bangsa.

“Mari segenap muda-mudi, kita bahu-membahu membangun bangsa; keluar dari berbagai keterpurukan yang masih melanda. Syubbanul yaum rijalul ghod — pemuda zaman sekarang adalah pemimpin di masa depan,” tegasnya.

Menurut Suratno, refleksi atas Sumpah Pemuda juga harus mendorong generasi muda untuk menumbuhkan kembali semangat kebersamaan di tengah berbagai tantangan kebangsaan, seperti kesenjangan sosial, menurunnya kualitas pendidikan, dan perilaku egois di kalangan elite maupun masyarakat.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Situasi Pemerintah | | | |