
FAJAR.CO.ID -- Ada ancaman nyata mengintai kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN). Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkap ketersediaan air bersih di kawasan IKN sangat minim. Berpotensi terjadi rebutan air bersih.
BRIN mengungkap temuan mencemaskan soal kondisi sumber daya air di IKN. Hasil kajian ilmiah yang dilakukan Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN, ketersediaan air di kawasan IKN tergolong sangat minim dan berpotensi menimbulkan ancaman serius bagi kehidupan.
Ketersediaan air bersih di permukaan hanya 0,5 persen dari luas Ibu Kota Nusantara (IKN). Temuan ini berdasar hasil kajian berbasis data satelit dengan metode artificial neural network (ANN) atau Jaringan Saraf Tiruan (JST) yaitu metode pengolahan data yang meniru sistem kerja otak manusia.
Peneliti BRIN menilai proporsi ini seharusnya dijadikan peringatan, karena ketersediaan air bersih di permukaan jauh dari ideal untuk menopang kebutuhan kota.
"Hasil ini bisa dianggap sebagai warning bagi pemangku kebijakan. Air yang benar-benar terlihat di permukaan hanya 0,5 persen," beber peneliti Ahli Utama di Pusat Riset Iklim dan Atmosfer, Organisasi Riset Kebumian dan Maritim, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laras Tursilowati.
BRIN memanfaatkan data satelit Sentinel-2A melalui platform Google Earth Engine (GEE) untuk menganalisis tiga indeks spektral: Indeks Air Permukaan Tanah (LSWI), Indeks Perbedaan Vegetasi Ternormalisasi (NDVI), dan Indeks Perbedaan Air Ternormalisasi (NDWI). Ketiga indeks tersebut digunakan sebagai dasar prediksi dalam model ANN.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: