Balas Pernyataan Jokowi, Demokrat: Kalau Proyek Whoosh Bukan Cari Untung, Kenapa Skemanya B2B?

4 hours ago 2
Arsip - KCIC atau Whoosh memberikan diskon spesial untuk penumpang kereta cepat whoosh. (ANTARA/Rubby Jovan)

FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Kader Partai Demokrat, Yan Harahap, ikut merespons pernyataan mantan Presiden Jokowi yang menyebut pembangunan Kereta Cepat atau Whoosh bukan bertujuan mencari keuntungan finansial, melainkan sebagai investasi sosial bagi masyarakat.

Dikatakan Yan, pernyataan itu terkesan sebagai upaya mengalihkan isu dari persoalan bisnis dan efisiensi proyek yang menuai kritik publik.

“Demi meredam kritik soal inefisiensi dan kerugian finansial, maka terbitlah narasi investasi sosial,” ujar Yan di X @YanHarahap, (28/10/2025).

Ia menuturkan, pemerintah berusaha mengubah arah pembicaraan publik dari proyek bisnis menjadi proyek politik pembenaran.

“Terlihat ada upaya-upaya menggeser narasi dari proyek bisnis menjadi proyek pembenaran politik,” sebutnya.

Yan menjelaskan, sejak awal proyek KCJB diperkenalkan ke publik sebagai proyek dengan skema business to business (B2B), di mana pemerintah tidak menanggung APBN dan seluruh risiko keuangan ditanggung konsorsium PT KCIC.

“Padahal, dalam konteks bisnis, mana ada skema B2B tanpa motif keuntungan,” tegasnya.

Ia menambahkan, alasan investasi sosial bisa diterima jika sejak awal pemerintah mengumumkan proyek tersebut sebagai public investment, bukan proyek bisnis.

“Argumen investasi sosial ini valid bila sejak awal pemerintah mendeklarasikan proyek sebagai public investment,” ucapnya.

Namun, kata Yan, kenyataannya pemerintah sejak awal menggiring publik agar percaya bahwa Whoosh adalah proyek bisnis murni.

“Soal Whoosh ini, pemerintah menggiring publik untuk percaya bahwa ini adalah proyek bisnis murni. Tapi saat realisasi tidak sesuai harapan, definisi digeser agar tetap tampak berhasil,” tandasnya.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Situasi Pemerintah | | | |