Dugaan Korupsi di Proyek Kererta Cepat Whoosh, Ubedilah Badrun: Waktu Itu Presidennya Namanya Joko Widodo

5 hours ago 11
Aktivis '98, Ubedilah Badrun

FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Akademisi Ubedilah Badrun menyebut ada dugaan korupsi di proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) atau Whoosh. Ada sejumlah indikasi.

Dia memaparkan, proyek tersebut sejak awal memang tidak efisien.

“Apalagi kemudian, kita tahu ketika kontrak dengan China ditemukan itu perencanaannya selesai 2019. Apa yang terjadi, baru selesai 2023. Jadi molor,” kata Ubedilah di program Rakyat Bersuara yang ditayangkan di YouTube iNews TV, dikutip Rabu (22/10/2025).

Karenanya, dia menganggap proyek itu digodok dengan cara tradisional. Padahal era sudah sangat modern.

“Jadi menurut saya, di era sangat modern, negara membangun sesuatu yang sangat mercusuar tapi cara-cara yang, maaf, ya sangat tradisional,” ujarnya.

Soal apakah memang benar ada dugaan korupsi. Dia memaparkan lebih lanjut indikasinya.

“Biasanya, suatu proses kebijakan yang inkonsisten, kemudian anggaran yang berubah-ubah, lalu ada pembengkakan,” paparnya.

“Dalam analisis politik dan banyak perspektif tentang studi korupsi, itu menunjukkan ada indikator kuat tanda-tanda korupsi di situ,” sambungnya.

Di tengah desakan publik meminta proyek tersebut dibongkar. Ubedilah mendukung.

“Jadi saya kira rasional, kalau publik kemudian menilai bahwa sangat wajar itu dibongkar,” imbuhnya.

Di sisi lain, menurutnya perlu bertanya, siapa yang paling bertanggung jawab dari kekacauan proyek tersebut. Sehingga menyebabkan kerugian besar.

“Menurut saya, pergeseran dari B2B jadi G2G, itu tanggung jawabnya presiden. Waktu itu presidennya namanya Joko Widodo,” pungkasnya.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Situasi Pemerintah | | | |