
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti ISEAS Yusof Ishak Institute, Made Supriatma, mengungkapkan keprihatinannya atas kinerja sejumlah menteri di kabinet Presiden Prabowo yang dinilainya banyak melakukan kesalahan elementer dalam tugas mereka.
Dikatakan Made, salah satu akar persoalan ini adalah gaya kepemimpinan presiden yang tertutup dan kurang membangun komunikasi langsung dengan para pembantunya.
Made menyebut bahwa presiden saat ini nyaris tidak menjalin interaksi rutin dengan para menterinya.
Ia menyampaikan bahwa hanya segelintir orang di lingkaran inti yang bisa berkomunikasi langsung, dan itu pun tidak sepenuhnya harmonis.
“Dia dilindungi dalam kepompong yang tertutup dan hanya bilangan jari orang bisa berkomunikasi langsung dengannya,” ujar Made di Facebook pribadinya (29/6/2025).
Orang-orang dalam lingkaran ini, menurut Made, sering kali saling bersaing dan memiliki agenda masing-masing, meski di depan presiden tampak solid.
Kondisi tersebut berdampak pada kurangnya koordinasi, sehingga banyak menteri tidak memahami tugas pokok dan fungsinya secara jelas.
Sebagai perbandingan, Made mengapresiasi gaya manajemen Presiden Jokowi yang meskipun dinilai haus kekuasaan, namun dikenal responsif terhadap masalah.
Jokowi kerap meluangkan waktu bagi menterinya untuk berdiskusi empat mata, bahkan dalam situasi genting.
"Mereka yang pernah bekerja dengan Jokowi seringkali mengatakan bahwa gaya manajemen Jokowi itu sangat mumpuni,” katanya.
Made mencontohkan sejumlah blunder yang terjadi di era pemerintahan saat ini.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: