
FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Eks Sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu memberi sindiran keras kepada mantan Presiden Joko Widodo dan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani.
Ini berkaitan dengan kewajiban pemerintah, termasuk utang jangka pendek dan panjang, mencapai Rp 10.269 triliun pada akhir 2024.
Hal ini diungkap Sri Mulyani dalam penyampaian keterangan pemerintah terhadap RUU tentang Pertanggungjawaban atas Pelaksanaan APBN ΤΑ 2024 dalam Rapat Paripurna, DPR.
Sebelumnya, total aset negara tercatat sebesar Rp13.692,4 triliun. Dari posisi aset dan kewajiban tersebut, posisi ekuitas pemerintah mencapai Rp3.424,4 triliun.
"Ini menggambarkan kekayaan bersih negara dan kapasitas fiskal yang tetap dapat terjaga dan diandalkan untuk menopang kebutuhan pembangunan nasional secara berkelanjutan," tegas Sri Mulyani.
Adapun, dalam kesempatan ini, Sri Mulyani juga menyampaikan bahwa saldo anggaran lebih atau SAL dari pelaksanaan APBN tahun anggaran 2024 sebesar Rp 459,5 triliun.
Besaran SAL itu tak mengalami perubahan bila dibandingkan dengan kondisi SAL pada 2023 yang nilainya serupa. Namun, pada akhir tahun, Sri Mulyani mengatakan, pemerintah telah menggunakan SAL 2024 hingga hasil akhirnya tersisa Rp 458,5 triliun.
Lewat cuitan di akun media sosial X pribadinya, Said Didu menyebut Jokowi dan Sri Mulyani merupakan duet yang luar biasa.
“Dahsyat hasil kerja duet Mulyono-Mulyani yang sepertinya dilanjutkan oleh rezim sekarang,” tulis Said Didu dikutip Rabu (2/7/2025).
“Seperti perkiraan saya bahwa akhir pemerintahan Jokowi, utang pemerintah akan mencapai sekitar Rp 10.000 triliun,” terangnya.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: