
FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pengamat Kebijakan Publik, Gigin Praginanto, memberikan pandangan terhadap pembatalan mutasi para perwira.
"Saya curiga, mutasi para jenderal yang batal sesungguhnya bagian dari kudeta merayap," kata Gigin dilansir X @giginpraginanto, Senin (5/5/2025).
Menurutnya, pembatalan tersebut sangat kuat hubungannya dengan otoritas Presiden Prabowo Subianto.
"Gagal total karena menganggap presiden tak bernyali untuk menge'bom' permainan kotor tersebut," sambungnya.
Di utas yang berkesinambungan, Gigin menganggap di tubuh TNI sudah menjalar akar-akar politik sehingga pendiriannya tidak lagi dipegang teguh.
"Politik sudah demikian merasuk pimpinan TNI sehingga lebih mengedepankan kekuasaan ketimbang profesionalisme," ujarnya.
Dengan fenomena yang demikian, Gigin menyebut bahwa percuma mahir dalam bersenjata jika diarahkan ke tubuh sendiri.
"Dalam kondisi seperti ini, percuma memiliki persenjataan hebat karena moncongnya diarahkan ke dalam negeri," tutupnya.
Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal Agus Subianto membatalkan mutasi terhadap tujuh perwira tinggi (Pati) yang sebelumnya tertuang dalam Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/554/IV/2025 tanggal 29 April 2025 tentang Pemberhentian dari dan Pengangkatan dalam Jabatan di Lingkungan TNI.
Pembatalan mutasi terhadap tujuh perwira tinggi itu tertuang dalam Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/554.a/IV/2025 yang ditetapkan 30 April 2025, ditandatangani oleh Kepala Sekretaris Umum (Setum) TNI Brigjen Mohammad Sjahroni.
Dalam surat perubahan itu tertulis tujuh nama perwira tinggi yang dibatalkan mutasinya.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: